Jangan Gadaikan Suara #TolakUN Kita Kawan!


Sumber Gambar: http://terkini24.com
Sejak mereka mendeklarasikan diri, saya melihat memang tidak ada satupun kandidat yang benar-benar ingin menghapuskan UN, bahkan sekedar moratorium saja. Padahal gelombang #TolakUN semakin meluas akibat berbagai persoalan yang terjadi dengan kehadiran UN tersebut. 

Namun sayangnya, gelombang #TolakUN itu dimanfaatkan oleh mereka yang fanatik dengan kandidat yang diusungnya. Sehingga memaksakan diri mengutip secuil kutipan dengan tujuan mengarahkan agar mereka yang semangat dalam gerakan #TolakUN memilih kandidatnya. 

Apalagi kemudian mediapun ikut memberitakan, salah satunya seperti yang dibawah ini: Kompas.com: Jokowi-JK Ingin Hapus Ujian Nasional  >> 



JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, berkomitmen jika terpilih dalam pemilu presiden mendatang akan menghapus Ujian Nasional (UN) yang merupakan bentuk penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini tertuang dalam visi misi yang disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam website KPU www.kpu.go.id tertulis, "Kami tidak akan memberlakukan lagi model penyeragaman dalam pendidikan nasional, termasuk di dalamnya Ujian Akhir Nasional"

Selengkapnya: http://edukasi.kompas.com/read/2014/05/21/1740052/Jokowi-JK.Ingin.Hapus.Ujian.Nasional

Akibatnya, berita-berita seperti tersebut dijadikan senjata ampuh bagi mereka untuk meraih simpati yang ujungnya ingin meraih suara dari gerakan #TolakUN yang begitu meluas. 

Oleh karena itu, sambil berdo’a kepada Tuhan YME, saya berharap momen debat cawapres malam tadi (29/6/2014) yang temanya bersentuhan dengan Pendidikan, menjadi momentum untuk menyadari kembali agar gerakan #TolakUN tidak terjebak dengan rayuan yang tidak konsisten. Rayuan yang sekali lagi, hanya memanfaatkan momentum. Bukan janji dari hati nurani. 

Ya, tentunya saya berharap muncul tanya jawab tentang #TolakUN  itu sendiri di debat tersebut.  

Dengan kegelisahan, sebelum debat dimulai saya mencoba sedikit cuit melalui akun @ayahsyaf

[Beberapa Menit Sebelum Debat Berlangsung]

  • Bntar lg, ba'da tarawih, kita akn mnyaksikan dbat cawapres dmana isu pndidikan ad ddlmnya
  • UN yg mjd slah 1 maslah pendidikan, akankan mjadi pembahasan masing2 kandidat?
  • Mmg belakangan, tmn2 yg baru tmat SMA sdikit 'senang', trmasuk guru dan mreka yg ingin reposisi UN, krn 'katanya' ad kandidat yg #TolakUN
  • Tp, sy mlihat ini hnya pmanfaatan isu sj, bktinya capres yg 'katanya' #TolakUN itu mminang wpresnya sang pengusung UN.Awal yg inkonsisten
  • Itulah JK, Sang Pengusung UN. Bhkn bbrp jam sblum debat cawapres dimulai, timsesnya tmpil diTV dg M'Banggakan UN sbg prduk JK d dunia pend.
  • Itulah Inkonsistensi selanjutnya. Logikanya gmn ujuk2 mw hapus UN, toh menggandeng pengusung UN, dan malah membanggakan produk brnama UN itu
  • Untuk itu, kita brharap smangat #TolakUN tidak dipolitisasi. Artinya jgn mmaksakan isu. Lebih baik realitis trhap keadaan sebrnarnya
  • Memaksakan memilih kandidat pengusung UN, itu artinya menelan ludah sendiri bagi pengusung #TolakUN yg berkoar selama ini...
  • Jka capres-cawapres itu mmg pilihan politik. Silahkan dipilih. Tapi jgn gadaikan semangat #TolakUN . Apalagi mengkamuflasekan smangat ini
  • Jgn benturkan semangat #TolakUN dgn pilihan politik pragmatis kita hari ini.
[Setelah Debat Selesai]

[Final] Terbukti agnda #TolakUN tim JKW hny politisir dan BOHONG. JK tegas menjelaskan ddbat malam ini.


---------------------------------------------------------------------------
Sekarang…setelah semuanya terang benderang, apakah kita yang masih semangat untuk menyuarakan  #TolakUN akan kembali memaksakan pilihan politik kepada suara #TolakUN dengan alasan-alasan yang dipaksakan serta dikaitkan bahwa kandidat kita itu Pro #TolakUN ?

Salam Semangat #TolakUN, Siapapun Presidennya!